Sudah menjadi semacam sunnah alam, setiap sesuatu itu pasti ada yang menyokong dan ada pula yang akan menentangnya. Perkara Imam Mahdi ini juga tidak terkecuali karena memang sudah diketahui umum pula bahwa ada yang menyokong dan mempercayainya, manakala segolongan lagi menentangnya dengan segala daya upaya yang ada pada mereka. Kebanyakan mereka adalah dari kalangan cendekiawan atau sarjana Islam mutaakhirin.
Kadang-kadang kita heran mengapa mereka mesti menentang kemunculan Imam Mahdi. Memang kita akui bahwa ada suatu pepatah Arab yang menyebutkan bahwa,
Setiap manusia itu memusuhi apa yang dia tidak ketahui.
Tetapi, apakah alasan sebenar mereka menentang kemunculan Imam Mahdi itu tidaklah kita ketahui. Hanya beralasankan jahil terhadap isu Imam Mahdi, tidaklah dapat diterima bulat-bulat, sekalipun ada benarnya juga. Kita harus ingat bahwa isu Imam Mahdi bukan reka-rekaan tukang-tukang cerita karena ia diberitakan sendiri oleh baginda Rasulullah SAW, perawinya adalah orang-orang yang sama yang meriwayatkan hadis-hadis mengenai hukum-hukum Islam yang lain, sanadnya saling kuat-menguat, matannya saling berkaitan, dan tarafnya bukan lagi maudhuk tetapi sudah sampai ke taraf mutawatir maknawi.
Apa yang perlu kita takutkan terhadap Imam Mahdi? Beliau datang bukannya membawa bala, malah menghilangkan bala. Tidak juga untuk menyusahkan kita, jauh sekalilah mau menyekat pembangunan dan kemajuan umat. Kita kata kita bimbang kepercayaan kepada Imam Mahdi akan menyebabkan umat Islam leka dan terus mundur. Apakah dengan menolak terus kedatangan Imam Mahdi, umat Islam dapat maju dan membangun serta mampu mengalahkan tamadun orang-orang kafir Barat itu? Jawabnya, tidak juga.
Sebab itu setiap umat Islam tidak perlu berasa takut terhadap kemunculan Imam Mahdi. Kita tidak perlu takut dengan Imam Mahdi kalau kita tidak berbuat apa-apa kesalahan. Lainlah kalau kita sudah banyak buat dosa dan kezaliman terhadap manusia, maka patutlah kita berasa takut. Jika takut, bertaubatlah segera dan tinggalkan segala perbuatan lama yang jahat itu, insya-Allah tidak akan ada apa-apa apabila Imam Mahdi itu muncul nanti. Jangan pula kita berasa bimbang, berprasangka yang bukan-bukan dan lebih-lebih lagi jangan memperkecil-kecilkan beliau.
Sebaik-baiknya sikap kita ialah jangan sampai tidak percaya langsung, dan jangan juga sampai tidak tahu-menahu langsung tentang Imam Mahdi. Bukan apa, kalau kita tidak percaya langsung, takut-takut nanti apabila beliau datang, kita masih lagi coba menafikan dan menolaknya. Sesiapa yang tetap menolak Imam Mahdi sedangkan pada ketika itu beliau sudah muncul di depan mata, berarti dia sudah berada di pihak musuh Islam, yakni kafir.
Kadang-kadang kita menolak kemunculan Imam Mahdi karena masih sayangkan sistem Barat yang telah sekian lama menguasai hati dan fikiran kita dan umat manusia seluruhnya. Mungkin masih ada rasa sayang hendak meninggalkan sistem pusaka mat saleh itu, biar pun telah lapuk dan terlalu reput. Maklumlah, benda yang telah lama dan hampir sebati dengan hati kita, bukan senang hendak menanggalkannya. Di samping itu, mungkin juga karena ada perasaan kurang yakin dengan orang pilihan Allah itu untuk menerajui kita umat Islam seluruhnya.
Jika itu alasan kita, mudahlah untuk menjawabnya. Biarkan Islam naik dahulu dan lihatlah perubahan yang mampu dilakukannya, kemudian fikirkan semula buruk baiknya sistem yang naik memerintah itu. Adakah sistem itu lebih baik daripada sistem Barat atau Baratkah yang lebih baik daripada sistem Islam? Jika Islam lebih baik, maka kita sangatlah beruntung dan bertuah karena mendapat dua kejayaan sekali gus. Jika sistem Islam itu gagal, ketahuilah bahwa yang gagal itu bukan agama Islam, tetapi kelemahan pengikut-pengikut yang melaksanakannya. Kita tidak rugi apa-apa karena sebenarnya kita telah mencoba. Malah kita sebenarnya telah diberikan pahala karena mencoba!
No comments:
Post a Comment